Rabu, 11 Januari 2012

POLA HIDUP SEHAT PENDERITA DIABETES MELLITUS

PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus sering disebut sebagai the great imitator, karena penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan. Penyakit Diabetes Mellitus (DM) ini terjadi akibat terjadinya gangguan mekanisme kerja hormon insulin, sehingga gula darah yang ada di dalam tubuh tidak dapat dinetralisir.
Di Negara berkembang, Diabetes mellitus sampai sat ini masih merupakan faktor yang terkait sebagai penyebab kematian sebanyak 4- 5 kali lebih besar. Menurut estimasi data WHO maupun IDF, prevalensi Diabetes di Indonesia pada tahun 2000 adalah sebesar 5,6 juta penduduk, tetapi pada kenyataannya ternyata didapatkan sebesar 8,2 juta. Tentu saja hal ini sangat mencengangkan para praktisi, sehingga perlu dilakukan upaya pencegahan secara komprehensif di setiap sektor terkait. Pada tahun 2000 di Indonesia terdapat 8,4 juta kasus Diabetes Melitus dan di proyeksikan pada tahun 2030 angka ini akan mencapai 21,25 juta kasus. Prevalens Rate (PR) Diabetes Melitus di Indonesia 1,2% -2,3% pada penduduk usia lebih dari 15 tahun.
Diabetes sendiri merupakan penyakit kronis yang akan diderita seumur hidup sehingga progresifitas penyakit akan terus berjalan, pada suatu saat dapat menimbulkan komplikasi. Diabetes Mellitus (DM) biasanya berjalan lambat dengan gejala-gejala yang ringan sampai berat, bahkan dapat menyebabkan kematian akibat baik komplikasi akut maupun kronis. Dengan demikian Diabetes bukan lah suatu penyakit yang ringan. Menurut beberapa review, Retinopati diabetika, sebagai penyebab kebutaan pada usia dewasa muda, kematian akibat penyakit kardiovaskuler dan stroke sebesar 2-4 kali lebih besar , Nefropati diabetic, sebagai penyebab utama gagal ginjal terminal, delapan dari 10 penderita diabetes meninggal akibat kejadian kardiovaskuler dan neuropati diabetik, penyebab utama amputasi non traumatic pada usia dewasa muda.

Klasifikasi
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus berdasarkan perawatan dan simptoma:
1.       Diabetes tipe 1, yang meliputi simtoma ketoasidosis hingga rusaknya sel beta di dalam pankreas yang disebabkan atau menyebabkan autoimunitas, dan bersifat idiopatik.
2.       Diabetes tipe 2, yang diakibatkan oleh defisiensi sekresi insulin, seringkali disertai dengan sindrom resistansi insulin
3.       Diabetes gestasional, yang meliputi gestational impaired glucose tolerance, (GIGT) dan gestational diabetes mellitus, (GDM).

Diabetes mellitus tipe 1
Diabetes mellitus tipe 1, diabetes anak-anak (insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
Penyebab terbanyak dari kehilangan sel beta pada diabetes tipe 1 adalah kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada tubuh.

Diabetes mellitus tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 (non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.
Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes tipe 2 biasanya, awalnya, diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan.

Diabetes mellitus tipe 3
Diabetes mellitus gestasional (gestational diabetes, type 3 diabetes) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya. GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.
Diabetes melitus pada kehamilan terjadi di sekitar 2–5% dari semua kehamilan. GDM bersifat temporer dan dapat meningkat maupun menghilang setelah melahirkan. GDM dapat disembuhkan, namun memerlukan pengawasan medis yang cermat selama masa kehamilan.

Insidensi Komplikasi
Komplikasi kronis paling utama adalah Penyakit kardiovaskuler dan stroke, Diabeteic foot, Retinopati, serta nefropati diabetika, Dengan demikian sebetulnya kematian pada Diabetes terjadi tidak secara Iangsung akibat hiperglikemianya, tetapi berhubungan dengan komplikasi yang terjadi. Apabila  dibandingkan dengan orang normal, maka penderita DM 5 x Iebih besar untuk timbul gangren, 17 x Iebih besar untuk menderita kelainan ginjal dan 25 x Iebih besar untuk terjadinya kebutaan. OIeh sebab itu penderita diabetes perlu diobati agar dapat terhindar dan berbagai komplikasi yang menyebabkan angka harapan hidup menurun.
Komplikasi kronis ini berkaitan dengan gangguan vaskular, yaitu:
• Komplikasi mikrovaskular
• Komplikasi makrovaskular
• Komplikasi neurologis
1. Komplikasi Mikrovaskular
ü  Nefropati
ü  Retinopati
ü  Neuropati
Timbul akibat penyumbatan pada pembuluh darah kecil khususnya kapiler. Komplikasi ini spesifik untuk diabetes melitus.

Nefropati diabetika
Diabetes mellitus tipe 2, merupaka penyebab nefropati paling banyak, sebagi penyebab terjadinya gagal ginjal terminal. Kerusakan ginjal yang spesifik pada DM mengaikibatkan perubahan fungsi penyaring, sehingga molekul-molekul besar seperti protein dapat lolos ke dalam kemih (mis. Albuminuria). Akibat nefropati diabetika dapat timbul kegagalan ginjal yang progresif. Nefropati diabetika ditandai dengan adanya proteinuri persisten (> 0.5 gr/24 jam), terdapat retinopati dan hipertensi. Dengan demikian upaya preventif pada nefropati adalah kontrol metabolisme dan kontrol tekanan darah.

Retinopati diabetika
Kecurigaan akan diagnosis DM terkadang berawal dan gejala berkurangnya ketajaman penglihatan atau gangguan lain pada mata yang dapat mengarah pada kebutaan. Retinopati diabetes dibagi dalam 2 kelompok, yaitu Retinopati non proliferative dan Proliferatif. Retinopati non proliferatif merupkan stadium awal dengan ditandai adanya mikroaneurisma, sedangkan retinoproliferatif, ditandai dengan adanya pertumbuhan pembuluh darah kapiler, jaringan ikat dan adanya hipoksia retina.
Pada stadium awal retinopati dapat diperbaiki dengan kontrol gula darah yang baik, sedangkan pada kelainan sudah lanjut hampir tidak dapat diperbaiki hanya dengan kontrol gula darah, malahan akan menjadi lebih buruk apabila dilakukan penurunan kadar gula darah yang terlalu singkat.

Neuropati
Umumnya berupa polineuropati diabetika, kompikasi yang sering terjadi pada penderita DM, lebih 50% diderita oleh penderita DM. MAnifestasi klinis dapat berupa gangguan sensoris, motorik, dan otonom. Proses kejadian neuropati biasanya progresif di mana terjadi degenerasi serabut-serabut saraf dengan gejala-gejala nyeri atau bahkan baal. Yang terserang biasanya adalah serabut saraf tungkai atau lengan. Neuropati disebabkan adanya kerusakan dan disfungsi pada struktur syaraf akibat adanya peningkatan jalur polyol, penurunan pembentukan myoinositol, penurunan Na/K   ATP-ase, sehingga menimbulkan kerusakan struktur syaraf, demyelinisasi segmental, atau atrofi axonal.

2. Komplikasi Makrovaskular
Penyakit Jantung Koroner
Berdasarkan studi epidemiologis, maka diabetes merupakan suatu faktor risiko koroner. Ateroskierosis koroner ditemukan pada 50-70% penderita diabetes. Akibat gangguan pada koroner timbul insufisiensi koroner atau angina pectoris (nyeri dada paroksismal serti tertindih benda berat dirasakan didaerah rahang bawah, bahu, lengan hingga pergelangan tangan) yang timbul saat beraktifiras atau emosi dan akan mereda seetlah beristirahat atau mendapat nitrat sublingual.
Akibat yang paling serius adalah infark miokardium, di mana nyeri menetap dan lebih hebat dan tidak mereda dengan pembenian nitrat. Namun gejala-gejala mi dapat tidak timbul pada pendenita diabetes sehigga perlu perhatian yang lebih teliti.

Stroke
Aterosklerosis serebri merupakan penyebab mortalitas kedua tersering pada penderita diabetes. Kira-kira sepertiga penderita stroke juga menderita diabetes. Stroke lebih sering timbul dan dengan prognosis yang lebih serius untuk penderita diabetes. Akibat berkurangnya aliran atrteri karotis interna dan arteri vertebralis timbul gangguan neurologis akibat iskemia, berupa:
-          Pusing, sinkop
-          Hemiplegia: parsial atau total
-          Afasia sensorik dan motorik
-          Keadaan pseudo-dementia

Penyakit pembuluh darah
Proses awal terjadinya kelainan vaskuler adalah adanya aterosklerosis, yang dapat terjadi pada seluruh pembuluh darah. Apabila terjadi pada pembuluh darah koronaria, maka akan meningkatkan risiko terjadi infark miokard, dan pada akhirnya terjadi payah jantung. Kematian dapat terjadi 2-5 kali lebih besar pada diabetes dibanding pada orang normal. Risiko ini akan meningkat lagi apabila terdapat keadaan keadaan seperti dislipidemia, obes, hipertensi atau merokok. Penyakit pembuluh darah pada diabetes lebih sering dan lebih awal terjadi pada penderita diabetes dan biasanya mengenai arteri distal (di bawah lutut).
Pada diabetes, penyakit pembuluh darah perifer biasanya terlambat didiagnosis yaitu bila sudah mencapai fase IV. Faktor faktor neuropati, makroangiopati dan mikroangiopati yang disertai infeksi merupakan factor utama terjadinya proses gangrene diabetik. Pada penderita dengan gangrene dapat mengalami amputasi, sepsis, atau sebagai factor pencetus koma, ataupun kematian.

FPSO adalah suatu fasilitas (kapal) untuk memproduksi minyak bumi mentah dan menyimpan minyak tersebut dalam tanki kapal tersebut. Pengoperasian Kapal ini berada di laut Pagerungan Utara Kangean Energy, untuk mencapai FPSO ini diperlukan kurang lebih satu jam menggunakan helicopter dari Bandara Denpasar atau 18 Jam menggunakan kapal supply (OSV) dari Pelabungan Tanjung Wangi Banyuwangi, Jawa Timur. Karena pengoperasian di tengah laut maka semua orang yang bekerja di daerah tersebut harus diperlakukan khusus, seperti medical check up, mempunyai sertifikat T-BOSIET dan HUET. Fasilitas ini juga dilengkapi dengan paramedic yang siap selama 24 jam dan peralatan/perlengkapan medis yang lengkap dan  obat-obatan medis yang lengkap.

PENATALAKSANAAN
Tujuan utama dari monitoring diabetes adalah untuk mempertahankan kadar gula darah dalam kisaran yang normal. Namun, kadar gula darah yang benar-benar normal sulit untuk dipertahankan. Meskipun demikian, semakin mendekati kisaran yang normal, maka kemungkinan terjadinya komplikasi sementara maupun jangka panjang menjadi semakin berkurang.
Monitoring diabetes meliputi pengendalian berat badan, olah raga dan diet. Seseorang yang obesitas dan menderita diabetes tipe 2 tidak akan memerlukan pengobatan jika mereka menurunkan berat badannya dan berolah raga secara teratur. Namun, sebagian besar penderita merasa kesulitan menurunkan berat badan dan melakukan olah raga yang teratur. Karena itu biasanya diberikan terapi sulih insulin atau obat hipoglikemik (penurun kadar gula darah) per-oral. Diabetes tipe 1 hanya bisa diobati dengan insulin tetapi tipe 2 dapat diobati dengan obat oral. Jika pengendalian berat badan dan berolahraga tidak berhasil maka dokter kemudian memberikan obat yang dapat diminum (oral = mulut) atau menggunakan insulin.
Berikut ini pembagian terapi farmakologi untuk diabetes, yaitu:
Obat Hipoglikemik Oral (OHO)
a)      Golongan sulfonilurea
b)      Metformin
c)       Jika obat hipoglikemik per-oral tidak dapat mengontrol kadar gula darah dengan baik, mungkin perlu diberikan suntikan insulin.
Semua penderita hendaknya memahami bagaimana menjalani diet dan olah raga untuk mengontrol penyakitnya. Mereka harus memahami bagaimana cara menghindari terjadinya komplikasi. Penderita juga harus memberikan perhatian khusus terhadap infeksi kaki sehingga kukunya harus dipotong secara teratur. Penting untuk memeriksakan matanya supaya bisa diketahui perubahan yang terjadi pada pembuluh darah di mata.
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
Diet dan Olah Raga
Pelaksanaan Diet ketat dilakukan dengan memberikan menu yang terkontrol jumlah kalori. Camp Boss yang bertanggung jawab terhadap pelayanan makanan di FPSO Brotojoyo. Penyajian Makanan ada tujuh waktu :
1.       Makan Pagi (Pukul 05.00-06.30 WIB)
2.       Makan Siang (Pukul 11.30-13.00 WIB)
3.       Makan Malam (Pukul 17.30-18.30 WIB)
4.       Makan Supper (Pukul 22.00-23.00 WIB)
5.       Coffee Break Pagi (Pukul 09.00-09.30 WIB)
6.       Coffee Break Sore (Pukul 15.00-15.30 WIB)
7.       Coffee Break Malam (Pukul 20.00-20.30 WIB)
Pihak Catering pun menyediakan gula pasir rendah kalori, the hijau dan makanan banyak serat.
Biasanya pekerja yang punya risiko DM,  tidak boleh terlalu banyak makan makanan manis dan harus makan dalam jadwal yang teratur. Pekerja yang punya risiko diabetes cenderung memiliki kadar kolesterol yang tinggi, karena itu dianjurkan untuk membatasi jumlah lemak jenuh dalam makanannya. Tetapi cara terbaik untuk menurunkan kadar kolesterol adalah mengontrol kadar gula darah dan berat badan.

Makanan apa yang tepat
Berdasarkan panduan yang dikeluarkan Asosiasi Diabetes Amerika (American Diabetes Association/ADA), pengidap diabetes dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dari whole grain, buah-buahan, sayuran, serta susu rendah lemak. Selain itu, dianjurkan kalau 60-70% dari asupan kalori sebaiknya berasal dari karbohidrat dan lemak tunggal tidak jenuh (canola oil, minyak zaitun dan minyak kacang, alpukat dan kacang-kacangan), dan 15-20% asupan kalori dari protein. Di samping itu disarankan membatasi asupan kolesterol, yaitu kurang dari 300 miligram dan meminimalkan asupan lemak trans. 

Berikut beberapa makanan lain yang dianjurkan: 
Ø  Oat. Oat mengandung serat larut dalam air ang berfungsi memperlambat penyerapan gula ke dalam darah serta mengurangi kolesterol darah. Peningkatan kadar kolesterol merupakan salah satu faktor risiko penyebab diabetes. 
Ø  Kacang polong, buncis dan kacang panjang. Makanan ini kaya serat larut dan meningkatkan kadar gula darah secara perlahan. Selain itu, jenis kacang-kacangan ini bisa menjadi sumber karbohidrat, protein dan serat yang baik. 
Ø  Apel, pir, aprikot, cherries, grepefruit (sejenis jeruk besar dengan rasa yang agak pahit), jeruk, buah persik dan plum. Jenis buah-buahan ini menyediakan serat larut dan melepaskan gula ke aliran darah secara perlahan. Buah ini bisa menjadi pilihan kudapan yang baik bagi pengidap diabetes. 
Pasta, ubi jalar, dan roti gandum. Jenis makanan ini melepaskan energi secara perlahan serta bisa menjadi sumber karbohidrat yang baik bagi pengidap diabetes. 
Ø  Roti whole grain, beras merah, pasta whole meal dan sarapan whole grain. Semua makanan ini kaya serat tidak larut. Selain itu, makanan ini juga mengandung seng dan chromium yang berfungsi menguatkan kerja insulin. 
Ø  Yogurt rendah lemak dan susu skim. Kedua produk ini mengandung kadar lemak jenuh dan kadar lemak total yang sangat rendah. Produk ni juga menyediakan karbohidrat, protein dan kalsium. 
Daging merah rendah lemak, unggas tanpa kulit, ikan dan tahu. Makanan ini bisa menjadi pilihan sumber protein yang rendah lemak. Membatasi asupan lemak bisa mencegah penambahan berat badan dan mengurangi risiko peningkatan kolesterol dalam darah. 
Ø  Makarel, salmon dan sarden. Jenis ikan ini kaya asam lemak omega-3 yang diyakini bisa mengurangi risiko penyakit jantung. 
Ø  Biji rami dan labu. Biji-bijian ini juga mengandung asam lemak omega-3. Anda bisa menambah biji-bijian ini ke sereal Anda. 
Ø  Buah dan sayuran. Buah dan sayur merupakan makanan yang kaya kalium. Kekurangan kalium bisa menyebabkan intoleransi glukosa. Selain itu, sayur dan buah juga rendah kalori dan menyediakan berbagai antioksidan, vitamin, mineral, dan fitonutrisi yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh
Olah raga
Ø  Jenis Latihan
ü  Aktivitas aerobik 30 menit dilanjutkan sampai 60 menit hampir setiap hari
ü  Frekuensi Denyut Jantung meningkat sampai 60-70 % Denyut Jantung per Menit
ü  Meliputi pula pemansan dan pendinginan
ü  Melibatkan otot otot utama
ü  Exercise harus dilakukan terus menerus.
ü  Perlu latihan kekuatan
ü  Penderita dengan amsalah kaki disarankan menghindari lari
ü  Gumakan sepatu yang baik
ü  Jika menggunakan insulin, hindari olahraga
ü  saat KGD dibawah 100 mg% atau >250 mg%
ü  Tidak menyuntikkan insulin pada otot yang
ü  akan digunakan
ü  Hindari dehidrasi

Ø  Intensitas latihan sedang sampai berat
ü  Sedang
Jalan santai, Renang, Voly bal, aerobic ringan, sepeda santai, Tenis double, Badminton dan lain-lain.
ü  Berat
Lari, jalan cepat, Tennis-single, Basket ball, Squash, aerobik, sepeda cepat Sepak bola dan lain-lain
Dilakukan minimal ≥ 30 min/hari, ≥ 5 hari/minggu, dengan tujuan dalam 150 min/minggu membakar kalori sebanyak ≥ 1000 kcal/minggu




Jumat, 06 Januari 2012

BAHAYA DI BALIK FOGGING

Demam Berdarah Dengue (DBD) kini sedang mewabah, tak heran jika penyakit ini menimbulkan kepanikan di Masyarakat. Hal ini disebabkan karena penyakit ini telah merenggut banyak nyawa. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI terdapat 14 propinsi dalam kurun waktu bulan Juli sampai dengan Agustus 2005 tercatat jumlah penderita sebanyak 1781 orang dengan kejadian meninggal sebanyak 54 orang.
WHO bahkan memperkirakan 50 juta warga dunia, terutama anak-anak dengan daya tahan tubuh rendah, terinfeksi demam berdarah setiap tahun 16.000 orang menderita, serta 429 jiwa meninggal dunia.
DBD merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang penularannya dari satu penderita ke penderita lain disebarkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Oleh karena itu langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran DBD adalah dengan memotong siklus penyebarannya, dengan memberantas nyamuk tersebut. Salah satu cara untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti adalah dengan melakukan Fogging. Selain itu juga dapat dilakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan abatisasi untuk memberantas jentik nyamuk.
Pemberantasan nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penular DBD dapat dilakukan dengan cara:
a)      fogging, yaitu pengasapan untuk membunuh nyamuk dewasa;
b)      abatisasi, yaitu penaburan abate dengan dosis 10 gr untuk 100 liter air pada tampungan air yang ditemukan jentik nyamuk;
c)       penyuluhan dan penggerakan masyarakat dalam PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan 3 M, yaitu menguras, menutup tampungan air dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk.
Dalam program pemberantasan DBD, racun serangga yang digunakan adalah golongan organophosporester insectisida seperti malathion, sumithion, fenithrothion, perslin dan lain-lain. Paling banyak dan sering digunakan adalah malathion. Dosis yang dipakai untuk malathion murni adalah 438 gr/hektar. Namun untuk pelaksanaan fogging dengan fog machine malathion harus diencerkan dengan penambahan solar atau minyak tanah sehingga menjadi larutan dengan konsentrasi 4-5%.
Pendapat masyarakat bahwa fogging merupakan cara yang paling tepat untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah sebenarnya kurang tepat, karena cara ini sesungguhnya hanya bertujuan untuk memberantas nyamuk Aedes aegypti dewasa. Tanpa disadari bahaya yang akan muncul akibat penggunaan yang tidak sesuai dengan standar operasionalnya. Fogging sangat mencemari lingkungan dan akhirnya mencemari manusia, disamping itu tindakan fogging harganya mahal dan hasilnya tidak begitu signifikan, karena setiap fogging hanya focus dengan radius 100 meter dan membutuhkan 3 liter Pestisida dan 60 liter solar dan akhirnya dengan fogging masyarakat menjadi terlena dan nyamuknya menjadi resisten.
Dari Jurnal Epidemiolgy tahun 1992 juga diteliti mengenai hubungan antara paparan Malathion dengan kejadian kelainan gastrointestinal (saluran cerna), dan ternyata ditemukan bahwa wanita hamil yang terpapar malathion mempunyai risiko 2,5 kali lebih besar anaknya menderita kelainan gastrointestinal. Masalah lain yang juga pernah diteliti adalah paparan terhadap malathion ini mengakibatkan Leukemia pada anak-anak, Aplastik anemia, Gagal ginjal, Defek pada bayi baru lahir, kerusakan gen dan kromosom, kerusakan paru dan penurunan sistem kekebalan tubuh. Malathion juga diduga mempunyai peran terhadap 28 gangguan, mulai dari gangguan gerakan sperma hingga kejadian hiperaktif pada anak. Meskipun pihak pembuat bahan ini telah melakukan uji keamanan, kita harus semakin menyadari bahwa ada risiko-risiko yang akan kita tanggung apabila terpapar bahan tersebut.
Bahaya dari pestisida dapat menimbulkan dampak kronis, yaitu pada :
1.         Sistem syaraf, Neurotoksin: masalah ingatan yang gawat, sulit berkonsentrasi, perubahan kepribadian, kelumpuhan, kehilangan kesadaran dan koma;
2.         Hati; Perut; Muntah-muntah, sakit perut dan diare adalah gejala umum dari keracunan;
3.         Sistem kekebalan dan Keseimbangan hormon.
Adapun gejala yang sering timbul dimulai dengan sakit kepala, pusing, mual, sakit dada, muntah-muntah, kudis, sakit otot, keringat berlebihan, kram, diare, sulit bernafas, pandangan kabur dan akhirnya dapat menyebabkan kematian.
Dampak jangka panjang yang ditimbulkan pestisida yaitu: karsinogenic (pembentukan jaringan kanker pada tubuh); mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang); teratogenic (kelahiran anak cacad dari ibu yang keracunan) dan residu sisa berbahaya bagi konsumen.
Solar merupakan salah satu bahan bakar yang berasal dari fosil. Hasil pembakaran berupa Emisi CO, NOx, Sox. CO-Hb (dalam darah) => HbCO, seharusnya HbO2, CO 210x lebih kuat mengikat Hb dibanding O2. Dampaknya kekurangan O2. NO2 bersifat racun, mengakibatkan radang paru-paru (sembuh 6-8 minggu), penyumbatan bronchioli (dapat meninggal 3-5 minggu). SO2 bersifat iritan, mudah diserap selaput lendir saluran nafas, produksi lendir berlebihan, iritasi. Pemaparan berulang-ulang berisiko kanker saluran nafas.
GLOBAL, jika terkena air hujan di udara: NOx di udara juga dapat membentuk NH3, NH4. Sox di udara dapat membentuk H2S, H2SO4. NH3, NH4, NH2S, H2SO4 dan SO2 menyebabkan hujan asam. Unsur N dan C di atmosfer dapat menyebabkan efek rumah kaca, sehingga bumi semakin panas.


Referensi
1.         Ambarwati, Sri Darnoto, dan Dwi Astuti. Fogging Sebagai Upaya Untuk Memberantas Nyamuk Penyebar Demam Berdarah Di Dukuh Tuwak Desa Gonilan, Kartasura, Sukoharjo, Fakultas Ilmu Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta
2.         Bei soekamto mpr, Fogging Apa Dampaknya, http://soekamto_mpr.htm
3.         Gudang Inspirasi, JANGAN MINTA FOGGING ! BERBAHAYA !, http://GudangInspirasi.htm
4.         Malathion for Mosquito Control   Pesticides, http://US_EPA.htm
5.         Wikipedia, Malathion, http://the_free_encyclopedia.htm   

Kamis, 01 Desember 2011

Lowering Uric Acid to Prevent Painful Gout & Kidney Stones

Urate Crystals
Crystals of urate can form when you have high uric acid levels in your blood. They usually don't when your levels are normal because your kidneys method & flush excess acid out of your body. But if your kidneys are not working to their full potential, or your body is over-producing uric acid, then you are left with excess in your bloodstream that, over time, can form in to crystals in your joints & kidneys.
Medical tests can pinpoint which of the scenarios above could be the underlying issue. For example, in the event that they show that you have high acid levels in your blood but low levels in your urine, this might indicate that your kidneys are not working effectively.
Either way, your body has much acid which then forms crystals in your joints, causing gout & feasible long-term joint damage. But then, crystals may even be deposited in your kidneys where they clump together to form stones.
If, on the other hand, the tests show high levels in your blood & high levels in your urine as well, then this might indicate that your kidneys are fine but that the body is producing much acid for your kidneys to cope with.
So you need to think about lowering uric acid & maintaining it at healthy levels...

Lowering Uric Acid
There is drugs that can do this of work, but they must be taken long-term or, in some cases, for a lifetime because they only work whilst being taken.
In order to prevent urate crystals forming you need to find ways of lowering your uric acid levels & maintaining them at these healthier levels going forward.

Vitamin C
However, there is natural ways of lowering uric acid in order to help prevent gout, permanent joint damage & kidney stones...

Water
Drinking at least litres of water a day can not only help your kidneys flush the acid out of your body, helping to lower acid levels, but it can also help to prevent crystal formation since it is harder for them to form in a well-hydrated surroundings.

Herbs
Studies have shown that this vitamin can help your kidneys to excrete excess acid by urine & lower overall levels in your body. Dietary changes can do this but lovely quality supplements are effective .
These are simple, sensible tips for lowering uric acid to help prevent gout & kidney stones. But they are only of lots of other natural ways out there. Regrettably, there is a lot of to go in to here...
Herbs such as Bachu (dissolves crystals & helps to flush them) & Devil's Claw (lowers uric acid levels) can be used. But, as with vitamin C above, you ought to speak to your doctor about the suitability of any kind of herb or supplement for your particular case.

Kamis, 07 April 2011

Disclosure Policy

This policy is valid from 08 April 2012


 This blog is a personal blog written and edited by me. This blog accepts forms of cash advertising, sponsorship, paid insertions or other forms of compensation.

 The compensation received may influence the advertising content, topics or posts made in this blog. That content, advertising space or post may not always be identified as paid or sponsored content.

 The owner(s) of this blog is compensated to provide opinion on products, services, websites and various other topics. Even though the owner(s) of this blog receives compensation for our posts or advertisements, we always give our honest opinions, findings, beliefs, or experiences on those topics or products. The views and opinions expressed on this blog are purely the bloggers' own. Any product claim, statistic, quote or other representation about a product or service should be verified with the manufacturer, provider or party in question.

 This blog does contain content which might present a conflict of interest. This content may not always be identified.


To get your own policy, go to http://www.disclosurepolicy.org